Karang Intan, INFO_PAS – Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan terus menorehkan komitmennya dalam pembinaan rohani warga binaan. Kali ini, lembaga tersebut menggandeng Jam’iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Kalimantan Selatan untuk menyelenggarakan terapi ruqiah syar’iyyah dan renungan bersama, Senin (26/5).
Kegiatan spiritual ini diikuti ratusan warga binaan dan petugas lapas. Dipandu oleh 10 praktisi JRA, suasana berubah menjadi hening dan khusyuk saat ayat-ayat suci Al-Qur’an dilantunkan disertai dzikir dan metode ruqiah yang mengombinasikan posisi duduk dan berdiri. Tujuan utamanya adalah menetralisir gangguan batin dan memperkuat keimanan para peserta.
Beberapa warga binaan mengalami reaksi fisik selama proses ruqiah, seperti kepala berat atau perut terasa panas—reaksi yang lazim terjadi dalam terapi spiritual. Namun usai kegiatan, mereka merasakan kelegaan luar biasa.
“Awalnya kepala terasa berat, perut panas, tapi setelah selesai badan terasa enteng dan hati tenang. Seperti ada yang terangkat dari dalam diri,” ungkap salah satu warga binaan dengan mata berkaca-kaca.
Plh. Kasi Binadik, Fitriyadi Sukma, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari pembinaan kepribadian yang terus dikembangkan di Lapas Karang Intan.
“Terapi Al-Qur’an ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tapi bentuk nyata ikhtiar kami agar warga binaan bisa pulih dari sisi batin dan kembali dekat dengan nilai-nilai keagamaan,” jelasnya.
Sementara itu, Kalapas Narkotika Karang Intan, Edi Mulyono, memberikan apresiasi atas sinergi antara pihak lapas dan JRA. Ia berharap kegiatan spiritual seperti ini bisa terus berjalan dan memberi dampak nyata bagi perubahan sikap serta perilaku warga binaan.
“Kami ingin mereka sehat lahir dan batin. Pembinaan spiritual seperti ini adalah fondasi penting menuju perubahan hidup yang lebih baik ke depan,” tutupnya.
Dengan semangat pemulihan dari dalam, Lapas Narkotika Karang Intan terus menciptakan suasana pembinaan yang kondusif—mempersiapkan warga binaan menjadi pribadi yang lebih kuat secara mental, lebih tenang secara spiritual, dan siap menghadapi kehidupan baru usai masa pidana. (sbl)